Kreatif, Ide Kamar Tidur Remaja Jaman Sekarang
Spoiler for keren!!:
Spoiler for keren!!:
Spoiler for keren!!:
Spoiler for keren!!:
Spoiler for keren!!:
Spoiler for keren!!:
Spoiler for keren!!:
Spoiler for keren!!:
Spoiler for keren!!:
Spoiler for keren!!:
Spoiler for keren!!:
sumber
9 Pelukis Melukis di Satu Kanvas, Inikah Indonesia Kita?
Jika biasanya kerja kreatif pelukis identik dengan individualistik, maka lukisan berjudul Batanghari Sembilan yang dibuat pada Selasa (23/11/2010) atau sehari setelah pembukaan Pameran bertajuk “Aura Musi” Karya Koleksi Pilihan Galeri Nasional Indonesia dan Perupa Sumatera Selatan, 22 – 27 November 2010, di Universitas IBA Palembang, memiliki keunikan tersendiri, yakni melukis bersama-sama di satu kanvas.

“Lukisan apa ini?” kata saya.
“Lukisan berjudul Batanghari Sembilan, ini merupakan simbol dari keberagaman nusantara,” kata penggagas lukisan, Erwan Suryanegara.
“Apa yang menariknya dari lukisan ini?”
Erwan membawa matanya menangkap lukisan itu.
“Kerja kreatif perupa biasanya sangat individualistik dan sulit untuk digabungkan, namun setelah melihat hasilnya ternyata bisa dilakukan. Yah, menariknya karena dalam proses pembuatannya dikerjakan bersama-sama. Inilah yang unik dari lukisan itu.”
“Yang berwarna kuning di tengah-tengah lukisan itu, saya tahu, itu huruf ka-ga-nga!”
“Iya, itu huruf ka-ga-nga,” balas Erwan. “Huruf itulah yang mengikat perbedaan para pelukis Batanghari Sembilan menjadi satu. Arti tulisan itu adalah Aura Musi.”
Saya menganggukan kepala, namun sedikit menyindir dengan jawabannya. “Dari mana kalian bisa menulis huruf itu?”
“Suharno, salah satu pelukis,” kata Erwan dengan senyum. “Dia menemui Rapanie Igama (peneliti aksara ka-ga-nga) untuk menuliskan ‘Aura Musi’.”
Saya terdiam, namun hati saya terus bicara kalau lukisan itu menerjemahkan suatu perbedaan yang kuat dan khas, disatukan dalam sebuah kanvas, dan terikat dalam satu bahasa. Yah, mengingatkan tentang Bhineka Tunggal Ika. Sebuah semboyan Negara Kesatuan Republik Indonesia untuk menyatukan sebuah keberagaman. Mengingkatkan tentang kebesaran kerajaan-kerajaan masa lalu, seperti Kerajaaan Sriwijaya dan Majapahit akan konsep pemerintahan yang kuat. Ditata dengan garis dan komposisi warna yang khas namun tidak melupakan estetika.
“Siapa-siapa pelukisnya ?” tanya saya kembali.
Erwan menghisap rokoknya yang banyak dihisap angin, kemudian berkata dengan sangat hati-hati, “Lukisan ini dibuat oleh sembilan pelukis Sumsel. Suharno Manaf, Usa Kishmada, D’Maah, Amrul Hiban, Rahman R. Hambour, Rudi Maryanto, Indra Kesuma, Heru Andriansyah, dan terakhir….Erwan Suryanegara.”
Erwan tertawa ngakak menyebut namanya sendiri. Saya pun ikut tertawa dengan tawa yang merah merona itu.
Padahal, walau tidak diceritakan, saya tahu, ada penandaan motif tumpal atau garis segitiga di sebelah kiri dan kanan di dalam lukisan itu dan saya yakin, sebelum bercerita, ada buah pikiran Erwan di sana.
***
Tahun 2010 lalu, sehabis penelitian ragam hias di Sumsel, Erwan pernah bercerita kepada saya bahwa dia menemukan sebuah motif tumpal yang muncul sekitar tahun 2000 SM, di sebuah Menhir di dusun Karang Dalam kabupaten Lahat, Sumsel.
“Ada kemungkinan, motif hias tumpal yang ada di situs Karang Dalam itu merupakan awal atau menjadi cikal bakal dari motif hias tumpal yang ada di nusantara,” kata Erwan pada waktu itu. “Kemudian, setelah masuknya pengaruh kebudayaan Hindu, Budha, Islam, dan Nasrani ke nusantara hingga sekarang, motif hias tumpal ini terus mengalami perkembangan. Perkembangan itu banyak dilihat dari penerapan pada bagian-bagian arsitektur, kain tenun, dan perabotan rumah tangga.”
***
Pembicaraan itu sudah hilang setahun lalu, mungkin terbang dibawa pemulung yang ingin terbang ke Amerika menemui Obama, namun gagal karena tak memiliki ongkos tiket pesawat, dan kembali lagi ditiup angin dan hinggap menjadi sebuah lukisan yang kini berada di hadapan saya dan Erwan.
“Kapan dan berapa lama proses pembuatan lukisan Batanghari Sembilan itu?” lanjut saya.
“Lukisan ini dibuat sehari setelah pembukaan pameran. Hanya satu jam, sekitar pukul sepuluh sampai sebelas pagi,” katanya sambil merapikan sedikit kacamata.
“Pertanyaan terakhir, lukisan itu menggunakan bahan apa?
“Cat akrilik di atas kanvas,” jawab Erwan.
Wawancara selesai. Sejam kemudian, Erwan mengajak saya dan pelukis Edy Fahyuni makan empek-empekmodel ikan di kantin Universitas IBA. Ketika menghirup cuka empek-empek, saya baru sadar bahwa lukisan Batanghari Sembilan itu tidak hanya pedas, tapi juga manis, asam, asin. Terlalu beragam rasanya untuk dikatakan. Ah, keberagaman, seringkali menjadi akar dari sebuah persoalan…. dan
***
Dari Hulu air batanghari mengalir meliuk bersama ke Hilir dengan arus dan riak keberagamannya yang tak seragam. Pun, aksara “Kaganga” tak berkehendak menyatusatukan, karenanya ia hanya menjadi pengikat kebersamaan dalam menjunjung tinggi keragaman yang justru menjadi potensi sesungguhnya, seperti yang dikandung bumi pertiwi di setiap jengkal kenusantaraan. (Erwan Suryanegara)
source: http://www.dapunta.com Leia Mais
Inilah Patung Monyet Raksasa Dari 10.000 Sandal Jepit
Sebuah patung raksasa yang menyerupai monyet, gemuk dan berwarna-warni dalam posisi terlentang telah menjadi salah satu atraksi yang paling populer dari kota Sao Paolo Brasil. Patung monyet ini telah muncul sebagai blog spam foto di berbagai situs internet, dalam beberapa hari terakhir, namun hampir tidak satupun dari mereka memberikan informasi nyata tentang hal itu. Patung monyet ini dibuat oleh Florentijn Hofman. Patung monyet gemuk ini merupakan sebuah karya seni yg menarik karena hanya terbuat dari 10.000 sandal jepit yg berwarna-warni yang merupakan simbol sejati dari pantai Brasil. Patung ini dibuat selama Pixelshow Design Congress 2010 dengan bantuan dari mahasiswa seni local. Sebuah bagian dari serangkaian Obestias seni, Patung “Fat Monkey” sekarang dapat dikagumi di halaman, dekat dengan tempat Pixelshow.
Sumber : http://jelajahunik.blogspot.com/ Leia Mais
15 Alat Musik Langka, Unik Dan Kreatif
Kalimbas
Kalimbas, juga dikenal sebagai piano ibu jari, adalah bagian dari keluarga instrumen perkusi. Alat ini terbuat dari buluh atau ujung, yang kemudian dipetik dengan ibu jari atau jari orang yang bermain dan getaran dari buluh ini kemudian diperkuat melalui kotak resonator berongga atau papan suara untuk menciptakan musik.
Glass Armonica
Harmonika kaca adalah satu set mangkuk kaca atau cangkir, ukuran bervariasi, untuk menghasilkan nada musik oleh gesekan

Cucumber Phones
Ini adalah bagian dari orkestra sayuran dari Wina. Memiliki bagian mulut wortel, tubuh mentimun dan cabai merah di pangkalan untuk membantu proyek suara. orkestra ini tidak membuang makanan. Setelah selesai mereka membawa kerumah dan menjadikan nya sup.

Travel Didgeridoo
Didgeridoo ini dikenal sebagai alat musik tiup. Panjangnya sekitar 1 sampai 4 kaki. Semakin panjang instrumen, semakin rendah nada tersebut. Didalam perjalanan dapat dibongkar dan ditempatkan dalam tas ransel.

Ballon Music
Ballon musik terbuat dari balon yang ditiup, dan dibuka. Ukuran balon membuat perbedaan nada-nada pada ballon.
Anarchestra
Ini adalah instrumen yang terbuat dari baja dengan bagian-bagian lain yang sangat kecil seperti potongan-potongan mulut dan tuning mesin. Anda dapat membuat seluruh ansambel dengan instrumen dan mampu menghibur penonton jika Anda tahu cara bermain.

Fence Music
Anda bisa mendapatkan musik dengan menggunakan logam atau kawat pagar dengan busur biola. Menggunakan kabel seperti tali biola, Anda dapat mendengar suara resonansi berasal dari mereka saat bergerak mundur dan maju dari busur.

Musical Saw
Ini dilakukan dengan menggunakan gergaji tangan. Ketika menempatkan titik kontrol antara lutut Anda, Anda harus menggunakan satu tangan untuk mempertahankan kontrol lain, sementara kurva dari pisau di dalam, membuat suatu bentuk “S”. Anda dapat menggunakan busur biola untuk memetik dan apa yang disebut yang disebut titik “manis”, yang merupakan bagian pisau yang rata. Orang yang mengontrol nada dengan menggerakkan pisau.

Cheese Drum Set
Setiap roda keju dikonfigurasi sebagai satu set drum. Mempunyai ukuranyang berbeda-beda, drum biasa dan stick digunakan untuk bermain. Tergantung pada bagaimana mereka memukul dan di mana ia akan menentukan suara yang dihasilkan. Setiap jenis keju menghasilkan berbagai jenis suara, karena kepadatan dari jenis keju

Aeolian Wind Harp
Alat ini terbuat dari sebuah kotak kayu dengan senar membentang di dua papan. Jika Anda ingin mendengar suara yang dapat dibuat dengan alat ini, harus ditempatkan dekat jendela yang terbuka, sehingga angin bisa meniup nya. Tali dapat dibuat dari bahan yang berbeda dengan ketebalan dari material yang sama dan akan menghasilkan nada yang sama atau pada tingkat nada yang berbeda. Kekuatan angin akan menentukan jenis suara yang dapat kita dengar.

Pegasus Piano
Ada hanya empat belas piano ini ada. Ini adalah keyboard melengkung yang sangat ergonomis. Piano ini memiliki 88 tombol yang unik, yang dapat membuat suara 7 ¼ oktaf. Tutupnya diatur pada sistem hidrolik yang memungkinkan operator untuk mengontrol berapa banyak suara diproyeksikan dari itu.

Kazoo Instrument
Kazoo dikenal sebagai instrumen angin. Ada mekanisme getar yang mengubah suara pemain ketika disuarakan nya. Anda harus berbicara atau bernyanyi ke perangkat. Mereka terbuat dari baja atau plastik.
Riday T-91 Midi Controller
Anda dapat memainkan alat musik ini seperti sebuah keyboard. Dengan menggunakan model dari semua jari untuk 12 scales, 12 scales mayor, 12 scales minor dan 12 scales blues. Gerakkan tangan Anda ke kanan atau kiri posisi bolak-balik di instrumen akan membantu Anda menghasilkan suara yang Anda inginkan.
Jaw Harp
Ini dikenal sebagai alat tertua di dunia. Alat ini terbuat dari logam fleksibel atau bambu. Instrumen yang terkait dengan bingkai dan diletakkan di mulut pemain. Akan bekerja bila dengan cara teagk terhadap gigi , yang pada gilirannya, mulut akan membuat resonator suara. Harus ada ruang yang cukup bagi lidah bergetar secara bebas. Pipi atau bibir tidak tidak bersentuhan langsung. Mengubah bentuk mulut akan mengubah nada dan volume sesuai dengan napas yang masuk dan keluar.

Weather Harp
Alat ini terbuat dari kayu lapis laut, kulit kambing, media epoksi dan campuran. Alat ini dioperasikan oleh angin. Hal ini memiliki 21 string yang berasal dari pusat. Mereka akan memainkan 42 note string. Ada dua perangkat diaktifkan angin yang menghasilkan suara. cangkir Logam akan memetik senar untuk menghasilkan treble akord, sedangkan lengan keseimbangan akan memetik senar untuk menghasilkan nada bass.

Sumber : http://blognyajose.blogspot.com/ Leia Mais