Rancangan Desain Tabung Gas Elpiji 3kg Terbaru Versi BPPT
Ledakan kompor gas 3 kg yang marak terjadi, salah satunya disebabkan banyaknya persambungan antara tabung gas dan kompor.
Untuk meminimalkan kecelakaan akibat kebocoran, Badan Pengkajian Penerapan Teknologi (BPPT) membuat rancang desain kompor gas ukuran 3 kg yang lebih aman dengan titik persambungan minim.
“Kompor gas 3 kg saat ini ada tiga persambungan. Semuanya memiliki risiko kebocoran. Desain baru ini hanya satu persambungan, artinya akan lebih mudah diawasi dan lebih aman,” kata Arya Rezavidi, Direktur Pusat Teknologi Konversi dan Konservasi BPPT, di Jakarta, kemarin.
Untuk meminimalkan kecelakaan akibat kebocoran, Badan Pengkajian Penerapan Teknologi (BPPT) membuat rancang desain kompor gas ukuran 3 kg yang lebih aman dengan titik persambungan minim.
“Kompor gas 3 kg saat ini ada tiga persambungan. Semuanya memiliki risiko kebocoran. Desain baru ini hanya satu persambungan, artinya akan lebih mudah diawasi dan lebih aman,” kata Arya Rezavidi, Direktur Pusat Teknologi Konversi dan Konservasi BPPT, di Jakarta, kemarin.
Ini hanya ilustrasi bukan desain sebenarnya
Desain kompor ini berbeda dengan kompor gas 3 kg saat ini, karena bagian pembakaran atau kepala kompor langsung disambungkan ke tabung gas melalui regulator.
Dalam pemakaian untuk memasak, kompor dan tabung gas ini bisa ‘dibungkus’ dengan menggunakan badan kompor untuk menahan penggorengan atau panci.
“Mengenai posisi kepala kompor yang lebih dekat dengan tabung gas, kami jamin ini aman karena tabung gas ini tahan sampai 50 bar, artinya katup gas akan terlepas jika tekanan lebih dari itu,”
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menawarkan desain paket kompor dan tabung gas elpiji 3 kg untuk menggantikan paket elpiji 3 kg yang sudah beredar di masyarakat. Paket kompor dan tabung seharga Rp 180.000 ini lebih murah 10-20% dari paket yang sudah ada.
"Tabung ini didesain dengan tekanan 110 bar jauh di atas tekanan gas elpiji. Harga tabung 3 kg sekitar Rp 110.000, sedangkan kompornya Rp 70.000. Jadi sepaketnya sekitar Rp 180.000, bedanya 10-20% dari hargapaket yang ada," jelas Direktur Pusat Teknologi Konversi dan Konservasi BPPT, Arya Rezavidi di Gedung BPPT, Jumat (2/7).
Arya menjelaskan, kompor dan tabung gas tersebut dinilai lebih aman karena paket konversi yang ada saat ini menggunakan tiga komponen seperti katup (valve), regulator, dan selang.
Sementara, kompor dan tabung gas elpiji versi BPPT tersebut tidak menggunakan tiga komponen tersebut, namun didesain terintegrasi hanya pada satu titik yang dikontrol oleh pengguna sehingga akan mengurangi faktor resiko akibat kesalahan pengguna (human error) menjadi sepertiganya.
"Dengan tidak adanya selang, regulator, dan valve maka human error penggunaan elpiji 3 kg akan menurun. Jadi kompor ini lebih dan bisa tahan sampai 5 tahun," paparnya.
Arya mengakui, sebenarnya desain kompor dan tabung ini pernah diajukan BPPT pada awal program konversi pada awal 2007 namun usulan tersebut ditolak.
Dalam pemakaian untuk memasak, kompor dan tabung gas ini bisa ‘dibungkus’ dengan menggunakan badan kompor untuk menahan penggorengan atau panci.
“Mengenai posisi kepala kompor yang lebih dekat dengan tabung gas, kami jamin ini aman karena tabung gas ini tahan sampai 50 bar, artinya katup gas akan terlepas jika tekanan lebih dari itu,”
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menawarkan desain paket kompor dan tabung gas elpiji 3 kg untuk menggantikan paket elpiji 3 kg yang sudah beredar di masyarakat. Paket kompor dan tabung seharga Rp 180.000 ini lebih murah 10-20% dari paket yang sudah ada.
"Tabung ini didesain dengan tekanan 110 bar jauh di atas tekanan gas elpiji. Harga tabung 3 kg sekitar Rp 110.000, sedangkan kompornya Rp 70.000. Jadi sepaketnya sekitar Rp 180.000, bedanya 10-20% dari hargapaket yang ada," jelas Direktur Pusat Teknologi Konversi dan Konservasi BPPT, Arya Rezavidi di Gedung BPPT, Jumat (2/7).
Arya menjelaskan, kompor dan tabung gas tersebut dinilai lebih aman karena paket konversi yang ada saat ini menggunakan tiga komponen seperti katup (valve), regulator, dan selang.
Sementara, kompor dan tabung gas elpiji versi BPPT tersebut tidak menggunakan tiga komponen tersebut, namun didesain terintegrasi hanya pada satu titik yang dikontrol oleh pengguna sehingga akan mengurangi faktor resiko akibat kesalahan pengguna (human error) menjadi sepertiganya.
"Dengan tidak adanya selang, regulator, dan valve maka human error penggunaan elpiji 3 kg akan menurun. Jadi kompor ini lebih dan bisa tahan sampai 5 tahun," paparnya.
Arya mengakui, sebenarnya desain kompor dan tabung ini pernah diajukan BPPT pada awal program konversi pada awal 2007 namun usulan tersebut ditolak.
1 komentar:
wahhhh berita tentang ledakan tabung gas elpiji semakin marak terjadi didalam masyarakat. terutama terjadi pada masyarakat menengah kebawah, kenapa banyak yg menjadi korban itu masyarakat kelas menengah kebawah.
karena kurang kehati-hatiannya merekakah atau memang tabung gas elpijinya yg di gunakan banyak yg palsu.
dan itu membuat masyaarakat menjadi takut dan khawatir untuk menggunakan tabung gas elpiji.....
dengan banyaknya kejadian itu, menimbulkan ide kreatif untuk membuat pengaman pada tabung gas elpiji, atau membuat alarm untuk kebocoran tabung gas elpiji.....cukup menarik sih mungkin bisa d coba oleh banyak masyarakat.... tapi masyarakat kelas menengah kebawah apa ya bisa beli....?
Bali Villa
Post a Comment