Awas, bakteri Salmonella
Hati-hati, bila bakteri Salmonella jumlahnya berlebihan di dalam tubuh Anda. Pasalnya, bakteri jenis ini dapat mengancam jiwa penderitanya dan menyebabkan infeksi bila bakteri berkembang hingga 100.000. Penderita infeksi Salmonella yang sudah terlalu banyak mengeluarkan cairan dapat terancam jiwanya akibat kekurangan cairan (dehidrasi) yang berlebihan.
Hal ini akan lebih berbahaya lagi bila anak-anak atau orang tua yang daya tahan tubuhnya lemah. Bila sudah nampak tanda-tanda keracunan Salmonella penderita harus segera dibawa ke dokter.
Untuk dapat menghindari penularan infeksi bakteri ini, sisa kotoran, urin atau muntahan penderita harus dibuang dengan hati-hati. Sebab dari sinilah penularan dapat terjadi.
Sedangkan sisa makanan yang diduga menyebabkan infeksi harus segera dibuang dan jangan sampai bercampur dengan makanan lain. Piring, pisau maupun alat dapur lain yang tersentuh makanan yang diduga mengandung Salmonella harus segera dicuci dengan air panas atau direbus agar bakteri mati.
Salmonella adalah bakteri yang termasuk mikroorganisme yang amat kecil dan tidak terlihat mata. Selain itu, bakteri ini tidak meninggalkan bau maupun rasa apapun pada makanan. Kecuali jika bahan makanan (daging ayam) mengandung Salmonella dalam jumlah besar, barulah terjadi perubahan warna dan bau (merah muda pucat sampai kehijauan, berbau busuk).
Biasanya bakteri dapat dideteksi melalui pemeriksaan laboratorium. Salmonella bisa terdapat di udara, air, tanah, sisa kotoran manusia maupun hewan atau makanan hewan.
Sumber bakteri Salmonella biasanya terdapat pada unggas (ayam, bebek, kalkun), daging babi, binatang laut, telur dan susu. Bahan makanan hewani yang paling sering berperan sebagai sumber penularan Salmonella adalah unggas. Unggas yang terinfeksi Salmonella bisa menyebarkan bibit bakteri melalui daging, telur baik pada kulit maupun isi telur.
Sementara itu, di Jerman, daging atau susu boleh dikatakan sudah bebas Salmonella. Tetapi hal ini tidak berlaku bagi unggas atau telur. Sering sekali terjadi adalah keracunan Salmonella dari makanan yang mengandung telur mentah (tidak diolah), seperti mayonaise, es krim dan puding.
Bila makanan yang mengandung telur mentah tidak disimpan secara baik (tidak didinginkan, sudah disimpan terlalu lama atau tidak dipanaskan sama sekali) besar kemungkinan Salmonella akan berkembang biak dengan pesat. Mayonaise biasanya sudah bersifat asam (pH dibawah 4, Salmonella hidup pada pH 4-9). Pada Mayonaise ditambahkan asam asetat sebagai cuka. Asam asetat pada mayonaise akan membunuh Salmonella.
Maka itu, jagalah higienis dapur saat Anda memasak. Bila mencairkan ayam atau daging beku, segera buang air dan pembungkusnya. Untuk menghindari kontaminasi silang, cuci bersih benda-benda yang terkena air tersebut, seperti pisau, tangan dan alas memotong. Untuk tindak anitipasi, simpan ayam dan daging yang belum beku secara terpisah dari bahan makanan lain.
Sumber : http://cakrawalapustaka.blogspot.com
Hal ini akan lebih berbahaya lagi bila anak-anak atau orang tua yang daya tahan tubuhnya lemah. Bila sudah nampak tanda-tanda keracunan Salmonella penderita harus segera dibawa ke dokter.
Untuk dapat menghindari penularan infeksi bakteri ini, sisa kotoran, urin atau muntahan penderita harus dibuang dengan hati-hati. Sebab dari sinilah penularan dapat terjadi.
Sedangkan sisa makanan yang diduga menyebabkan infeksi harus segera dibuang dan jangan sampai bercampur dengan makanan lain. Piring, pisau maupun alat dapur lain yang tersentuh makanan yang diduga mengandung Salmonella harus segera dicuci dengan air panas atau direbus agar bakteri mati.
Salmonella adalah bakteri yang termasuk mikroorganisme yang amat kecil dan tidak terlihat mata. Selain itu, bakteri ini tidak meninggalkan bau maupun rasa apapun pada makanan. Kecuali jika bahan makanan (daging ayam) mengandung Salmonella dalam jumlah besar, barulah terjadi perubahan warna dan bau (merah muda pucat sampai kehijauan, berbau busuk).
Biasanya bakteri dapat dideteksi melalui pemeriksaan laboratorium. Salmonella bisa terdapat di udara, air, tanah, sisa kotoran manusia maupun hewan atau makanan hewan.
Sumber bakteri Salmonella biasanya terdapat pada unggas (ayam, bebek, kalkun), daging babi, binatang laut, telur dan susu. Bahan makanan hewani yang paling sering berperan sebagai sumber penularan Salmonella adalah unggas. Unggas yang terinfeksi Salmonella bisa menyebarkan bibit bakteri melalui daging, telur baik pada kulit maupun isi telur.
Sementara itu, di Jerman, daging atau susu boleh dikatakan sudah bebas Salmonella. Tetapi hal ini tidak berlaku bagi unggas atau telur. Sering sekali terjadi adalah keracunan Salmonella dari makanan yang mengandung telur mentah (tidak diolah), seperti mayonaise, es krim dan puding.
Bila makanan yang mengandung telur mentah tidak disimpan secara baik (tidak didinginkan, sudah disimpan terlalu lama atau tidak dipanaskan sama sekali) besar kemungkinan Salmonella akan berkembang biak dengan pesat. Mayonaise biasanya sudah bersifat asam (pH dibawah 4, Salmonella hidup pada pH 4-9). Pada Mayonaise ditambahkan asam asetat sebagai cuka. Asam asetat pada mayonaise akan membunuh Salmonella.
Maka itu, jagalah higienis dapur saat Anda memasak. Bila mencairkan ayam atau daging beku, segera buang air dan pembungkusnya. Untuk menghindari kontaminasi silang, cuci bersih benda-benda yang terkena air tersebut, seperti pisau, tangan dan alas memotong. Untuk tindak anitipasi, simpan ayam dan daging yang belum beku secara terpisah dari bahan makanan lain.
Sumber : http://cakrawalapustaka.blogspot.com
Diposkan oleh
CAH YOMAN
Label:
kesehatan,
perlu tahu
Artikel Menarik Lainnya:
0 komentar:
Post a Comment